Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto beri pujian pengembangan petani di Agam, Sumatera Barat berkaitan budi daya padi sawah ramah pada lingkungan dan keproduktifan tinggi. Menurut dia, mekanisme budi daya padi Sawah Dasar Murah (SPM) memperlihatkan petani Indonesia pintar karena sanggup membuat inovasi pertanian yang unggul dengan ongkos rendah.
“Saya perhatikan sawah dasar murah ini, adalah deskripsi petani Indonesia terutama petani Kabupaten Agam inovatif karena sanggup hasilkan budi daya padi memiliki biaya rendah, ramah pada lingkungan dengan keproduktifan semakin tinggi sampai 40 % dibanding pertanian konservatif,” kata Titiek sehabis melihat Sawah Dasar Murah di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (21/06/2025).
Menurut Titiek, SPM menjadi jalan keluar atas persoalan yang sering ditemui petani dalam negeri seperti keterikatan pupuk anorganik sampai keperluan air tinggi. Metode ini dapat membuat petani irit pupuk 30%.
“Tidak memerlukan banyak air hingga kita perlu cemas kembali bila musim tanam dilaksanakan waktu kemarau tiba, bahkan juga hama dan penyakit dapat dikontrol baik,” ungkapkan Titiek.
Titiek memperjelas SPM adalah jawaban atas kebatasan tempat dan berkurangnya tenaga kerja bidang di Indonesia, hingga mekanisme budi daya SPM dapat diikuti dan diaplikasikan petani pada tempat lain untuk terwujudnya swasembada pangan.
Selanjutnya, Titiek menjelaskan Komisi IV memberikan dukungan pertanian berkesinambungan yang hendak tingkatkan kesejahteraan petani dan tujuan asta cita berbentuk kemandirian pangan terwujud.
“Kami di Komisi IV DPR RI benar-benar memberikan dukungan pengembangan, ide dan kreasi petani di Indonesia dalam pertanian berkesinambungan seperti sawah dasar murah di Kabupaten Agam ini, karena pada ujungnya petani akan sejahtera, sasaran asta cita berdikari pangan terwujud dan negara menjadi kuat,” tutur Titiek.